Bobo.id - Setelah mengalami cuaca panas yang cukup panjang, tak terasa beberapa daerah sudah memasuki musim hujan.
Memasuki musim hujan, artinya akan ada satu fenomena alam yang akan muncul setelah lama tenggelam. Apa itu?
Yap, badai petir. Fenomena alam ini menjadi salah satu ciri khas musim hujan. Kalau ada badai petir, maka ada hujan.
Badai ini biasanya berlangsung singkat dan hampir selalu dikaitkan dengan petir, guntur, awan tebal, hingga hujan es.
Lalu, kira-kira kenapa ya fenomena alam badai petir sering terjadi saat musim hujan? Simak informasi berikut, yuk!
Faktor Kelembapan Udara
Salah satu faktor utama yang memengaruhi terjadinya badai petir saat musim hujan adalah kelembapan udara yang tinggi.
Yap, musim penghujan memang seringkali disertai dengan peningkatan kelembapan di udara sekitar kita.
Kelembapan yang tinggi menciptakan kondisi ideal untuk membentuk awan badai dan menciptakan badai petir.
Tak hanya itu, selama musim hujan, perbedaan suhu udara antara malam dan siang umumnya lebih signifikan.
Pada siang hari, Matahari memanaskan permukaan Bumi, yang kemudian memanaskan udara di atasnya.
Di malam hari, suhu udara turun, menciptakan perbedaan suhu yang cukup besar antara udara hangat dan dingin.
Baca Juga: Sering Terjadi di Pantai Indonesia, Apa Itu Fenomena Alam Kabut Adveksi?
Perbedaan suhu ini memicu peristiwa yang disebut konveksi udara, yakni udara panas naik dan udara dingin turun.
Proses ini bisa menghasilkan badai petir karena pergerakan udara yang cepat menciptakan gesekan.
Gesekan ini terjadi antara partikel-partikel udara yang dapat menghasilkan muatan dan menciptakan petir.
Teman-teman tentu sudah banyak yang tahu, awan yang membentuk badai adalah jenis awan kumulonimbus.
Awan ini adalah awan badai yang posisinya cukup tinggi. Ia mengandung sejumlah besar air es di lapisan atasnya.
Ketika partikel-partikel es dan uap air bertabrakan di dalam awan, gesekan itu dapat menciptakan muatan listrik.
Nah, akumulasi muatan listrik di dalam awan kumulonimbus inilah yang dapat menyebabkan kilat dan petir.
Selama musim hujan, awan kumulonimbus tercipta lebih banyak sehingga badai petir akan lebih sering terjadi.
Selama musim hujan, cepatnya perubahan cuaca, seperti hujan deras dapat menciptakan turbulensi atmosfer.
Turbulensi ini dapat memicu adanya konveksi udara, yang akhirnya meningkatkan peluang terjadinya badai petir.
Ketika massa udara bergerak cepat dan bertabrakan, ini adalah kondisi ideal pembentukan kilat dan guntur.
Baca Juga: Laut Mati Mengalami Fenomena Alam 'Hujan Salju Garam', Apakah itu?
Tahukah teman-teman? Ternyata geografi dan topografi suatu wilayah bisa memengaruhi frekuensi badai petir.
Daerah dengan topografi seperti pegunungan atau lembah cenderung memiliki badai petir yang lebih sering.
Ini karena interaksi antara massa udara dengan perbedaan ketinggian bisa menciptakan badai petir.
Selain itu, daerah pesisir juga sering mengalami badai petir selama musim hujan karena interaksi udara darat dan laut.
O iya, faktor geografis ini juga didukung oleh pemanasan permukaan Bumi hingga menciptakan badai petir, lo.
Ketika musim hujan tiba, maka sinar Matahari yang kuat di siang hari dapat memanaskan permukaan Bumi.
Nah, pemanasan permukaan Bumi oleh Matahari ini bisa menciptakan lapisan udara hangat menjadi naik.
Udara yang naik ini dapat bertemu dengan udara yang lebih dingin di lapisan bagian atas atmosfer, teman-teman.
Kondisi seperti inilah yang akhirnya bisa menciptakan ketidakstabilan udara sehingga memicu badai petir.
Perlu diketahui, badai petir diketahui terjadi di hampir setiap wilayah dunia. Namun, lebih sering terjadi di wilayah tropis.
Nah, itulah alasan mengapa fenomena badai petir sering terjadi saat musim hujan. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Jadi Tempat Wisata Menarik, Ini 5 Fenomena Alam Air Terjun Paling Indah di Dunia
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Hal apa yang sering dikaitkan dengan badai petir?
Petunjuk: cek di halaman 1!
Lihat juga video ini, yuk!
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan disertai kilat petir di tiga wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada Kamis sore hingga malam hari.
BMKG di laman resminya memprakirakan hujan disertai kilat petir tersebut juga diikuti angin kencang di tiga lokasi tersebut.
Pihaknya juga memprakirakan seluruh kawasan Jakarta mengalami hujan ringan pada Kamis siang di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu.
Adapun pada malam hari, sebagian Jakarta yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur diprediksi mengalami hujan disertai petir, sementara tiga wilayah lain seperti Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Jakarta Pusat mengalami hujan dengan intensitas ringan.
Lalu, pada Jumat (3/1) dini hari, BMKG memprediksi hujan ringan tetap terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.Sementara itu tiga wilayah lainnya di DKI Jakarta seperti Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca cerah berawan.
Suhu rata-rata di kawasan Jakarta hari ini berkisar antara 24-32 derajat celsius dengan kelembapan udara yakni 70-100 persen.Baca juga: BMKG prakirakan tiga wilayah Jakarta hujan ringan pada Rabu siangBaca juga: BMKG prakirakan Jakarta cerah berawan pada Selasa siang
Pewarta: Mario Sofia NasutionEditor: Edy Sujatmiko Copyright © ANTARA 2024
Seorang muslim diajarkan untuk baca doa saat hujan lebat dan petir terjadi di sekitarnya. Doa tersebut dapat meminimalisir atau bahkan menolak bencana yang tidak diinginkan akibat cuaca ekstrem yang terjadi.
Indonesia memiliki iklim tropis karena itu hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim kering. Seiring dengan perubahan cuaca global yang ditandai kenaikan suhu bumi dari sebelumnya, prediksi kedatangan dua musim tersebut tidak lagi sama seperti tahun tahun sebelumnya.
Selain itu muncul anomali cuaca seperti cuaca panas yang berkepanjangan, hujan badai bahkan angin puting beliung yang tidak pernah warga Indonesia hadapi sebelumnya.
Sebagai seorang muslim dalam menghadapi situasi cuaca hujan yang ekstrem dapat mencontoh bagaimana para sahabat diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam menghadapinya.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Diriwayatkan dalam hadits Anas bin Malik, Rasulullah SAW memohon kepada Allah Ta’ala agar cuaca hujan yang tidak kunjung berhenti dengan doa saat terjadi hujan dan petir.
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَر
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari”
Artinya : Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1014 dan Muslim no. 897)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Selanjutanya dari Ibnul Qayyim mengatakan, ”Ketika hujan semakin lebat, para sahabat meminta pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Akhirnya beliau membaca do’a di atas.” (Zaadul Ma’ad, 1: 439)
Adapun bila hujan lebat yang disertai petir dalam Kitab Al Muwaththa yang disusun Imam Malik bin Anas, Rasulullah SWT berdoa
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal malaaikatu min khiifatih”
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Artinya : “Maha Suci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.”
Semoga dengan dibacakannya doa saat hujan dan petir terjadi, Allah Ta’ala menghindarkan kita semua dari segala bentuk musibah akibat hujan lebat yang disertai petir. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Badai petir kering adalah sebuah badai petir yang menghasilkan petir, namun sebagian besar atau seluruh presipitasinya menguap sebelum mencapai tanah.[1] Petir kering merujuk kepada serangan-serangan petir yang terjadi masa situasi tersebut.